Saya prihatin kondisi cuaca kultural yang semakin dangkal, antara lain terlihat dari budaya komentar di media elektronik, media sosial, yang serba pendek.
Orang bangga jika akun twitter-nya punya banyak pengikut atau akun facebook-nya punya banyak teman. Dan lewat komentar singkat orang merasa sudah bekerja.
Akibatnya, sikap pragmatis jangka pendek jadi panglima. Hasil akhir menegasikan proses. Jadilah negara pasar, tempat semua produk dijual dan masyarakat tergoda, selalu ingin membeli yang terbaru.
Ini saling kait dan berkelindan dengan kehidupan politik, sosial, bahkan spiritual, sehingga pendidikan hanya menghasilkan generasi serba konsumtif dan menggampangkan.
Dan tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan lulusan yang mau berpikir. Di situ tempat dan tugas saya sekarang.
…
dinukil dari kompas hari ini.